Medali emas diraih oleh Yudistira Virgus (SMA Xaverius 1 Palembang), medali perak oleh Edbert Jarvis Sie (SMAK 2 BPK Penabur Jakarta), medali perunggu diraih oleh Andika Putra (SMA 1 Sutomo Medan), dan Ardiansyah (SMA Plus Pekanbaru). Sedangkan honorable mention diraih oleh Ali Sucipto (SMA Xaverius 1 Palembang). Peraih medali emas memperoleh hadiah Rp 10 juta, perak Rp 7,5 juta, perunggu Rp 5 juta, dan hoborable mention Rp 2,5 juta. Malik Fadjar menuturkan, anak-anak Indonesia sebenarnya pintar-pintar. Mereka luar biasa, mampu menunjukkan prestasi di tingkat internasional.
Ini digambarkan dari prestasi yang mereka tunjukkan dalam olimpiade tingkat internasional. "Ini menarik sekaligus menjanjikan," tuturnya. Yohanes Surya menjelaskan, dalam olimpiade tersebut, peraih medali emas terbanyak direbut oleh Cina dengan lima medali, disusul Korea Selatan empat emas, Iran tiga emas, dan Hongaria dua emas. Namun jika diurut peringkat negara nilai tertinggi, Yudistira Virgus menempati posisi keenam dengan nilai 44,8. Peringkat lebih tinggi diduduki siswa dari Belarusia, Cina, Iran, dan Kanada. "Peringkat Yudistira lebih tinggi dari pada siswa dari Jerman, Amerika, Rusia, dan Polandia," ujarnya.
Sejak ikut dalam olimpiade fisika internasional pada 1993, kini sudah ada lima siswa Indonesia yang berhasil mengukir prestasi dengan meraih medali emas. Selain Yudistira, empat lainnya adalah I Made Agus Wirawan (SMAN 1 Bangli, Bali) di Padova, Italia, 1999, Agustinus Peter Sahanggamu (SMAN 78 Jakarta), Widagdo Setiawan (SMA 1 Denpasar), dan Fadjar Ardian (SMA/MA Insan Cendekia, Serpong) di Bali, 2002. Widagdo Setiawan juga kembali meraih medali emas pada olimpiade fisika internasional di Taiwan, 2003.
Sesuai komitmen awal, Sampoerna Foundation menjanjikan beasiswa penuh untuk kuliah di universitas terkemuka di luar negeri bagi dua pemenang medali emas tahun ini. Dalam olimpiade sains internasional 2004, Indonesia mengirim 30 siswa untuk mengikuti lomba sains bidang matematika, fisika, biologi, kimia, dan informatika. Tapi kesempatan ini tidak akan dimanfaatkan oleh Yudistira yang meraih medali emas olimpiade fisika internasional karena sudah diterima di Institut Teknologi Bandung (ITB). Atas pilihan tersebut, Direktur Operasional Sampoerna Foundation, Elan Merdy menyatakan menghargai pilihan Yudistira yang tetap ingin kuliah di dalam negeri. Meski demikian, Elan menyatakan tetap akan memberikan beasiswa kepada Yudistira.
Siswa Bebas Iuran Lebih dari 10 persen dari 274.268 siswa baru SMU dan SMK di wilayah DKI Jakarta tahun 2003 lalu mendapatkan pembebasan iuran sekolah, pengurangan biaya dan memperoleh beasiswa. "Setiap tahun ajaran baru, sekolah-sekolah negeri di Jakarta baik SMA maupun SMK menetapkan jumlah dana yang harus dibayarkan orangtua murid untuk kegiatan belajar mengajar siswa selama setahun," kata Kepala Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi (Dikmenti) DKI Jakarta, Margani Mustar di Jakarta, Senin (26/7). Namun demikian, ujar Margani, Kepala Sekolah dan Komite Sekolah selain menyusun rancangan anggaran untuk satu tahun juga menyelenggarakan program subsidi silang bagi siswa yang tidak mampu membayar. Data tahun 2003 lalu, jumlah siswa SMA Negeri di wilayah DKI Jakarta yang memperoleh pembebasan iuran sekolah sebanyak 881 orang. Siswa yang memperoleh keringanan sebanyak 4.390 orang dan sebanyak 1.303 siswa lainnya memperoleh beasiswa.
Sumber : Republika (27 Juli 2004)